Selasa, 02 Agustus 2011

"Selamat Ulang Tahun"


“Siapa yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun ni?”

Seorang teman bertanya kepada saya pada saat saya berulang tahun. Pastinya teman saya  mengucapkan kata-kata itu dengan nada bergurau. Dia ingin meledek saya, karena dia ingin jawaban dari saya bahwa yang mengucapkan selamat ulang tahun pertama kali kepada saya adalah seseorang yang spesial. Saya hanya menjawab, “Mau tau aja deh.” Hahahaha...
Pada saat saya berulang tahun, pukul 00.00 tepat pasti ada saja teman yang menelepon atau memberi SMS (Short Masages Service). SMS tidak hentinya masuk ke Handphone saya dari jam 12 pagi sampai jam 12 malam berikutnya. Namun sering HP saya ‘silent’ pada saat memasuki jam 12 pagi. Saya mengambil sikap berdoa. Saya ingin sekali yang mengucapkan ulang tahun pertama kali kepada saya adalah Tuhan Yesus. Saya menyembah dan berdoa, menaikan doa-doa yang menjadi harapan saya untuk tahun ke depan. Tidak lupa pula saya membuka Firman Tuhan. Saya membaca beberapa ayat Firman Tuhan yang saya anggap sebagai hadiah ulang tahun dari Tuhan Yesus.
Saya sangat terkesan pada saat saya berulang tahun ke-20, saya mendapatkan hadiah dari Tuhan berupa ayat Firman Tuhan dari Amsal 4:1-13. Disitu terdapat ayat-ayat hikmat Salomo yang memberikan nasihat kepada saya. Saya baca berulang-ulang dan saya catat nasihat itu di dalam buku catatan. Saya merenungkan Firman itu lagi, juga mendoakan Firman itu supaya saya diberi kekuatan untuk melakukan Firman itu. Saya mungkin tidur sampai larut pagi tapi saya mendapatkan hadiah yang luar biasa dari Tuhan.
Untuk seterusnya saya melalakukan hal yang sama setiap saya berulang tahun. Saya memberikan waktu untuk Tuhan memberikan ucapan dan hadiah pertama kali. Sebelum saya tidur saya meluangkan waktu sebentar untuk melihat Handphone. Sudah ada beberapa teman yang SMS. Melihat SMS dari teman-teman saya, saya pun sangat senang sekali, menandakan mereka mengingat ulang tahun saya. Saya juga bersyukur mempunyai teman-teman yang memperhatikan dan dalam hati saya berdoa untuk teman-teman saya.
Jadi, kalau ada teman saya yang menanyakan siapa yang pertama kali mengucapakan ulang tahun, pastinya akan saya jawab Tuhan Yesus Kristus donk.

“Permulaan hikamt ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian” Amsal 4:7













Panggilan Bekerja



Setelah lulus kuliah, saya mempunyai angan-angan yang ideal, menjadi pekerja profesional sesuai bidang yang saya pelajari di universitas. Saya banyak memasukan aplikasi pada beberapa perusahaan penyalur tenaga kerja dan melalui media internet. Saya berkeyakinan akan mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan, pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi, fasilitas yang memadai dan bonus besar.
Suatu saat saya dipanggil untuk interview di salah satu galeri. Saya ditawari untuk menjadi staff kantor galeri tersebut. Saya jalani waktu interview dan test kemudian saya diminta untuk menunggu beberapa hari lagi, apabila diterima maka akan dikabari. Saya tunggu beberapa hari, namun tidak juga ada kabar. Pada saat itu ada tawaran untuk bekerja di suatu perusahaan yang sama sekali tidak saya bayangkan. Pekerjaan yang ditawarkan pun tidak sesuai dengan bidang yang saya pelajari. Gaji juga tidaklah memadai, sangat minim malah. Namun karena semangat ‘fresh graduate’ maka saya terima pekerjaan itu. Saya hanya berpikir “Daripada tidak ada pekerjaan, lebih baik saya kerja dulu, baru saya akan cari pekerjaan lain.”.
Bekerja di tempat tersebut sangalah berbeda dari angan-angan saya. Tidak ada fasilitas, tidak ada jenjang karir, tidak ada bonus. Saya juga harus belajar lagi dari awal, karena yang saya kerjakan adalah hal yang baru bagi saya. Saya tidak pernah dengar, lakukan atau pelajari sebelumnya. Saya tetap bersemangat untuk belajar. Lama-kelamaan saya menyukai bidang pekerjaan saya. Apalagi bidang pekerjaan saya hampir sama dengan pasangan saya dan pasangan saya mempunyai visi untuk membangun perusahaan dalam bidang yang saya dan dia tekuni.
Namun tetap saja saya sering mengeluh, kenapa gajinya sangat kecil, bos juga tidak menyenangkan, rasanya tidak sesuai antara waktu kerja dengan pendapatan saya, gaji juga tidak setiap tahun naik. Hmmm... rasanya mau marah. Dan setelah saya bekerja beberapa tahun, saya dipindah bagian oleh bos tanpa alasan yang jelas, tanpa ada kenaikan gaji. Saya geram dan tidak tahu harus berbuat apa.
Saya berdoa dan banyak orang yang menguatkan saya. Mereka semua bilang, “Tuhan menempatkan kamu di perusahaan itu untuk kamu belajar. Dan kalau dipindah bagian, itu juga rencana Tuhan buat kamu untuk kamu tahu lebih banyak. Jadi kamu bisa bantu suami kamu kalau nanti perusahaannya sudah berdiri.” Saya renungkan kata-kata itu dan saya berdoa terus kepada Tuhan, walaupun dengan sedikit mengeluh. Namun akhirnya saya menyadari, semua ini ada di dalam rencana Tuhan yang indah. Saya memutuskan untuk menekuni bidang ini, saya bertanya sebanyak-banyaknya kepada atasan saya, saya pelajari seluk-beluknya.
Saya menyukai pekerjaan saya, walaupun pastinya banyak tantangan dan permasalahan, tapi tantangan dan permasalahan tersebut membuat saya semakin mengerti. Saya ingin apabila saya pindah perusahaan, saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang yang tidak jauh berbeda dari pekerjaan yang saya tekuni sekarang ini. Saya percaya Tuhan memanggil saya dalam bidang ini, untuk menjadi orang yang profesional dalam bidang yang saya tekuni sekarang. (J)

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yeremia 29:11

Coklat Valentine


Sekarang sudah memasuki bulan kedua dari tahun 2008. Bulan Februari identik dengan bulan penuh cinta. Hmmm… konon katanya… hari raya Valentine jatuhnya tepat pada bulan ini, pada tanggal 14. Ada beberapa ritual khusus yang sering dilakukan untuk perayaan hari Valentine ini.
Saya jadi terkenang masa-masa SMP dan SMA. Kalau sudah masuk bulan Februari, seluruh sekolah sibuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan hari Valentine. Tidak terkecuali saya dan teman-teman. Kami sibuk memperbincangkan apa yang akan dilakukan pada tgl 14 Februari. Ada yang nyeletuk “Kencan dengan pasangan di sebuah restoran yang romantis”, ada juga yang bicara “Mau memberikan hadiah yang special untuk pasangan”. Wah wah wah, rasanya cinta menyebar pada setiap hati kita deh.
Kalau saya dan beberapa teman dekat, kita berpikir untuk membuat coklat atau membeli coklat atau bunga untuk dibagi-bagikan kepada teman-teman di kelas dengan ucapan selamat hari Valentine. Kadang kita saling berukar kartu Valentine saja. Pembagian dan pertukaran coklat atau kartu tersebut tidak terbatas hanya kepada teman laki-laki, tapi juga yang wanita, semua terlihat senang menerima pemberian tersebut, termasuk saya.
Memang, hari Valentine disebut-sebut sebgai hari kasih sayang dan identik dengan pasangan. Ada beberapa orang berpikir, kalau di hari Valentine masih men’jomblo’, rasanya tidak ‘asik’. Jadi, ada beberapa orang memanfaatkan momen Valentine ini untuk mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang yang dia sayangi.
Namun, bukan hanya terbatas pada cinta kasih kepada orang lain yang harus saya mengerti dan pahami. Saya pun diingatkan untuk mengasihi Tuhan. Tuhan sudah mengasihi saya dengan mati di kayu salib. Dia sendiri adalah kasih seperti yang tertulis di 1 Yohanes 4:6 “Allah adalah kasih”. Kasih yang saya berikan kepada Tuhan tidaklah sebesar kasih yang Dia berikan, tapi saya mau belajar untuk mengasihi Dia.
Setelah saya mengasihi Tuhan, tentunya saya juga harus mengasihi sesama saya. Tetapi sebelumnya saya harus mengasihi diri saya terlebih dahulu. Bagaimana saya bisa mengasihi orang lain tapi diri saya sendiri saya tidak kasihi. Mengasihi diri saya sendiri bukan berarti saya harus egois, namun, mengasihi diri saya sendiri berarti saya harus bisa menerima diri saya apa adanya, seperti Tuhan menerima diri saya.
Lalu barulah saya mengasihi orang lain seperti saya mengasihi diri saya. Saya belajar untuk mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihi saya dan menerima diri saya. Memang sulit, apalagi orang lain itu berbeda dari diri saya, ada orang yang menurut saya ‘sulit’, ada orang yang menurut saya ‘aneh’, ada orang yang tidak saya mengerti, dll. Tapi semuanya harus saya kasihi seperti Tuhan memberikan perintah kepada saya.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Matius 22 : 37-39

Foto *Click*



Tiap tahun saya mempunyai kebiasaan melihat-lihat album foto. Saya memiliki album foto yang berisi foto-foto saya dari kecil sampai saat ini. Kalau foto kecil saya, mama saya yang mengumpulkan dan menempelkannya di album foto. Kebiasaan ini berulang pada setiap akhir tahun, kira-kira pada bulan Desember.
Saya buka album foto saya yang pertama. Di dalamnya terdapat kumpulan foto saya selagi kecil. Lucu, mengemaskan. Ada beberapa tulisan yang menjelaskan situasi saat foto itu diambil, juga terdapat waktu kapan foto itu diambil. Saya tidak dapat mengingat masa kecil saya, dan album foto masa kecil saya ini sangat berguna untuk saya dapat mengetahui masa kecil saya seperti apa.
Dari foto-foto yang ada, saya dapat melihat saya melewati saat-saat bahagia, senang, gembira dan juga sedih. Bahagia, senang dan gembira pada saat saya merayakan ulang tahun saya yang pertama. Ada kue ulang tahun, banyak hadiah, banyak teman dan keluarga yang hadir. Ada juga saat sedih dimana saya difoto pada saat saya berada di rumah sakit, namun semua keluarga gembira pada saat saya sudah keluar dari rumah sakit.
Saya ambil album yang kedua. Album ini saya yang mengaturnya.Saya atur foto-fotonya mulai dari saya kecil sampai saya berumur kira-kira 15 tahun. Banyak perubahan yang terjadi di sekeliling saya. Saya pun melihat perubahan pada diri saya melalui foto-foto yang saya lihat. Ah, rasanya waktu tidak terasa.
Waktu terus berjalan, berjalan dengan cepatnya. Tidak terasa saya sudah menginjak umur dengan kepala ‘2’. Tidak terasa pula saya sudah berada di penghujung tahun 2007, dan sebentar lagi akan memasuki tahun 2008. Tahun baru akan dirayakan lagi. Saya termenung…….
Tahun demi tahun telah berlalu, banyak hal yang telah terjadi, banyak hal yang telah dilewati. Senang susah, gembira sedih, baik buruk. Namun saya sadar satu hal, yaitu Tuhan tidak pernah meninggalkan saya pada saat apapun juga. Dia selalu menyertai saya. Saya lalu berdoa, untuk tahun yang baru saya mau Tuhan tetap menyertai saya, saya juga ingin lebih dekat lagi dengan Tuhan dan saya mau hidup saya dipimpin oleh Tuhan. Selamat tahun baru semuanya. JBU
(J)

Antri Dong! Bebek Saja Bisa Antri!



Hari ini saya berada di pernikahan seorang teman. Pernikahan yang sederhana di restaurant biasa. Walaupun begitu, cukup meriah juga. Tamu banyak yang hadir, teman-teman juga. Seperti biasa, saya bercengkerama dengan beberapa teman, karena jarang kami jarang bertemu.

It's time to eat. Di pesta pernikahan makanan pasti terbagi menjadi 2, yaitu makanan prasmanan dan makanan pondokan (istilah yang sedikit aneh). Makanan prasmanan dikategorikan dalam makanan yang disajikan dalam satu meja panjang dengan berbagai macam masakan dan tentunya ada nasi, istilahnya makanan yang 'berat'. Makanan pondokan disajikan per booth/tenda, biasanya setiap booth akan menyediakan satu macam menu masakan; misalnya sate, dimsum, empek-empek, sup, dll.

Pastinya saya juga tidak ketinggalan untuk mengantri. Padahal baru saja MC bilang supaya makanan dibuka, tapi antrian sudah panjang. Terlebih lagi pada booth-booth yang menyediakan makanan yang hanya ditemui (tepatnya mumpung) pada saat pernikahan -seperti kambing guling atau bebek peking - antriannya sudah panjang sekali. Alhasil saya mendapat tempat cukup belakang dan setelah sampai depan makanannya sudah habis. Oh, wasting my time. Seharusnya bisa ngantri di booth lain. Sekarang kalau ngantri di booth lain sudah dapat di belakang juga. Kalau sudah begini saya memutuskan untuk melihat sekeliling, siapa tau ada booth yang sepi (biasanya si karena sudah habis atau makanannya kurang diminati) atau booth yang masih banyak makanannya lalu saya mengambil makanan dari booth tersebut.

Tapi oh tapi, sayang sekali pernikahan teman saya dicoreng dengan ulah beberapa orang. Saya sebut beberapa orang karena yang saya alami saja sudah tiga kali, mungkin ada kejadian lain lagi. Saya sedang mengantri di salah satu booth, cukup panjang memang, tapi makanan yang disediakan oleh pengantin cukup banyak, jadi rasanya masih bisa untuk antrian yang panjang tersebut. Tiba-tiba ada tiga orang wanita (sudah cukup tua juga) yang menyerobot di depan saya, mereka langsung mengambil piring dan dengan tidak bersalahnya mereka berdiri di depan saya. Ini kejadian yang pertama, ya sudah saya kasih, walaupun rada gondok tapi saya pikir mereka mungkin lapar (bisa aja mereka puasa dari pagi) atau mereka 'ndeso' belum pernah mencoba makanan tersebut.

Setelah itu saya mengantri di booth lainnya. Cukup panjang juga, tapi saya tetap mengantri dari urutan terakhir. Saya berpikir kalau tidak dapat ya sudah, bukan sesuatu yang harus disesali. Jiah (¬_¬˚) teteup aja ada yang nyelak (bahasa lain dari menyerobot), di depan saya lagi. Jujur aja mulai kesel, "haduhhhh! Pada gak tau sopan sopian, eh salah, sopan santun ya?!" Saya mendekatkan diri dengan orang di depan saya supaya orang tersebut tidak bisa masuk dan saya juga sempat bicara rada keras dengan saudara saya yang ikut antrin, "Sepertinya makanannya masih banyak. Pada takut kehabisan kali ya?" sambil lirik ke orang tersebut. Yaaahhhh tidak mempan juga ternyata, dia tetep nyerobot. Kali ini untungnya tidak di depan saya tapi di belakang saya, karena saya sudah mepet-mepet dengan orang di depan saya.

Setelah selesai makan makanan pondokan (pondokan cuma makan 3 menu ukuran kecil) saya beralih ke makanan prasmanan. Masih panjang juga antriannya tapi tidak sepanjang antrian di booth dan saya tetap ikut antrian. Saya berpikir kalau makanan prasmanan biasanya masih banyak. Ttttaaaaapppppiiiiii!!! Teteup aja ada yang nyerobot. Arrrkkhhhh! Parah! Antrian gak panjang, makanan masih ada. Takut apa sih? Apa salahnya ngantri? Apa mereka takut liat saya ya, takut makanan habis sama saya?? "Gak segitunya kaleee"

Geregetan deh lihatnya, apa ya yang ada dalam pikiran mereka menyerobot antrian supaya mendapat lebih dulu? Laper? Takut kehabisan? Norak? Ndeso? Tidak mau rugi? Halah, tidak jelas deh. Tapi kan itu budaya yang tidak baik banget. Orang lain sudah dengan sabar mengantri walaupun antriannya cukup panjang, tapi tiba-tiba ada yang main masuk antrian dan maunya mendapatkan lebih dulu, apa itu tidak membuat orang menjadi kesal?

Saya dulu pernah melakukan hal tersebut, namun seiring waktu saya sadar bahwa hal tersebut bukanlah budaya yang baik. Budaya yang baik adalah budaya yang tertib, salah satunya adalah mengantri. Dengan mengantri kita juga menciptakan suasana yang nyaman dan damai, karena tidak ada omelan dari orang-orang yang diserobot tempatnya.

Kalau sedang mengantri saya selalu ingat salah satu iklan layanan masyarakat yang terpampang di billboard. Ada beberapa bebek yang sedang berjalan beriringan menuju suatu tempat (lupa tempatnya apa) namun mereka berbaris rapi. Diatas gambar bebek tersebut tertulis kata-kata "Bebek saja bisa antri." Nah, bebek saja bisa antri kenapa kita tidak? Kita lebih berbudaya dan lebih mulia kok dari bebek.

31 Juli 2011
(J)