"Say,
doain gue ya supaya dapet jodoh."
"Udah
expired nih!"
Pernah
denger ujaran-ujaran seperti itu dari teman-teman, saudara, tetangga, kolega?
Bosen tau hehehehe... Canda deh.
Ada
teman-teman yang sudah menikah bilang gini "Kalau ada orang yang suruh gue
doain dia supaya dapet jodoh gue gak pernah akan doain." "Gue gak
penah doain orang yang belum dapet jodoh supaya cepat menikah biar dia gak
masuk ke dunia lain." "Sama... Gue juga gak pernah doain karena kalo
dia nikah trus bermasalah tar nangisnya ke gue lagi." Hahahaha... Jujur saja
saya tertawa mendengar ujaran-ujaran teman saya itu. Karenaaaaaa saaaammaaaa,
saya juga berpikiran seperti itu. Hehehe... Cuma saya kalau ada teman yang
belum menikah dan mengeluh belum menikah juga, saya cuma bilang "Jangan
mau cepat-cepat menikah, nikmatin aja dulu masa sendiri. Gila-gilaan dulu untuk
Tuhan."
Memang
seperti apa sih pernikahan itu?
Hmmm...
Agak riskan juga saya menceritakan kehidupan rumah tangga, ini sepertinya
sangat tabu untuk diumbar. Tapi saya coba untuk memaparkan secara seimbang dan
juga sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
First
of all, the scripture say:
Kejadian
1:28 Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kejadian
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia."
Kejadian
2:23-25 Lalu berkatalah manusia itu:
"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan
dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."Sebab
itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang,
manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Pernikahan
itu adalah inisiatif Tuhan dan rencana Tuhan. Tanamkan itu terlebih dahulu.
This is
my story...
Awalnya
saya tahu bahwa pernikahan adalah rencana Tuhan. Tujuannya untuk memuliakan
Tuhan. Namun hari demi hari ada sesuatu yang mengganggu, terlebih hubungan
dengan pasangan. Tiap hari ada saja yang dipermasalahkan, mulai dari hal-hal
yang kecil menjadi besar maupun hal-hal besar (prinsipal dan penting
maksudnya). Yang ada di pikiran saya hanya ingin marah, kabur dari rumah dan
mengakhiri hubungan ini. Pernah kabur? Pernah, cuma tidak jauh-jauh, hanya
suami mencari kemana-mana, rasanya puas. Pada akhirnya saya hanya nangis dan
balik lagi ke rumah.
Pernah saya mau coba kabur ke hotel tapi pikiran saya berjalan, mikirnya seribuseratus kali. Mikir hotel bagus mahal
harganya, uang di tabungan gak cukup, pakai Kartu Kredit nanti kalau sudah
baikan malah kaget bayarnya. Hotel murah takut dan gak banget. Cari kos-kosan
tar rese lagi tetangganya. Malah mikir kaya gini juga "Hotel kan dapet
breakfast untuk 2 orang, rugi donk kalo cuma sendiri??" Akhirnya yang ada
cuma kabur ke kamar lain. Wakakaka kalau inget itu jadi ketawa lebar deh, masa
ya mau kabur mikirin untung ruginya. Hahahahaha..... Sekarang saya tahan untuk tidak kabur atau memiliki pikiran untuk kabur, kalau mau kabur juga pisah kamar aja sementara, tetapi untuk merenung dan berdoa; aka. kabur ke Tuhan. Pasti ada jalan keluarnya tuh.
Mungkin
yang sudah menikah dan membaca artikel ini bisa bilang "saaammmaaa"
dan bisa jadi pernah mengalami hal yang sama. Kalau yang masih jomblo bisa
bertanya "masa sih pernikahan sampai segitunya?" Saya jawab
"Belum tau dia." Hihihi....
Apa sih
sebenarnya permasalahan dalam pernikahan? Saya tidak akan menjelaskan satu per
satu karena setiap rumah tangga memiliki permasalahan dan prosesnya
masing-masing yang tentunya berbeda dari pasangan-pasangan lain. Hanya intinya
biasa seputar komunikasi. Ada yang bilang komunikasi, sex dan uang; tapi saya
melihatnya uang dan sex bisa diselesaikan apabila ada komunikasi yang baik.
Komunikasi sering dipengaruhi oleh gaya hidup, budaya keluarga, teman
sekeliling, dll. Perbedaan-perbedaan itu bisa memicu konflik. Hanya dengan
belajar berkomunikasi yang baiklah kita bisa mengatasi setiap konflik dengan
baik pula. Yap, itu secara fisik.
Secara
rohani adalah hubungan masing-masing pribadi dengan Tuhan. Tuhan adalah
"pihak pertama" dalam hubungan suami istri. Dia yang berinisiatif,
Dia yang memproses, Dia juga yang memberikan kemampuan dan kekuatan. Semuanya
berujung kepada kemuliaan nama Tuhan semata. Kalau pernikahan kita diberkati
Tuhan, pernikahan kita menjadi berkat lalu nama Tuhan akan dipermuliakan.
Bagaimana
mengatasi permasalahan dalam rumah tangga? Ya, ini dari apa yang saya renungkan
dan alami; belum sempurna tetapi biar kita sama-sama belajar
1.
Punya persekutuan dengan Tuhan, andalkan Tuhan dan berserah total kepadaNya.
Landasan kita adalah Firman Tuhan, Firman Tuhan itu seperti buku petunjuk
(manual guide) dalam menjalankan pernikahan, tidak ada yang lain lagi.
2.
Bangunlah komunikasi dengan pasangan masing-masing dengan baik. Bahasa yang
baik dan jelas. Apabila ada yang kita tidak suka dari pasangan, ada lebih baik
disampaikan, jangan dipendam dan didiamkan berlarut-larut.
3.
Saling mengampuni. Tidak bisa dipungkiri kalau pernikahan pasti ada konflik,
tetapi semua akan terselesaikan apabila ada pengampunan diantaranya.
4.
Belajar mendengar dan memahami pasangan.
5.
Belajar menerima pasangan apa adanya.
6.
Berubahlah dari diri kita terlebih dahulu dan doakan pasangan kita kepada Tuhan
supaya Tuhan yang mengubahnya.
7.
Berikan yang terbaik untuk Tuhan dan pasangan.
8. Kalau bisa memiliki teman untuk berbagi dan saling menguatkan, menegur, menghibur. Wanita dengan wanita, pria dengan pria. Apabila sudah menikah disarankan berbagi dengan orang yang sudah menikah dan yang seiman.
8. Kalau bisa memiliki teman untuk berbagi dan saling menguatkan, menegur, menghibur. Wanita dengan wanita, pria dengan pria. Apabila sudah menikah disarankan berbagi dengan orang yang sudah menikah dan yang seiman.
9. Dan
lain-lain sesuai proses Tuhan kepada setiap pasangan.
Susah?
Ya susah lah (: , tapi Tuhan berjanji selalu
setia apabila kita setia menjalani proses dari Tuhan dan pada akhirnya kita
akan keluar sebagai pemenang.
Efesus
5:22-33 Hai isteri, tunduklah kepada
suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami
dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan
merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota
tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini
besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing
berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya.
So
friends, yang sudah menikah mari kita sama-sama bertumbuh didalam Tuhan dan
keluarga kita menjadi berkat. Akan ada kasih karunia dari Tuhan bagi pasangan
suami istri dan Tuhan akan membawa kepada pemulihan yang seutuhnya. Katakan
bagi istri atau suami kita “Aku mencintaimu dengan kasih Tuhan (Love you with
God’s love).”
Bagi
yang belum menikah jangan takut untuk menikah, tetapi disarankan untuk giat
didalam pekerjaan Tuhan, kalau boleh pakai kata-kata saya "gila-gilaan
buat Tuhan". Sebelum menikah kenali dahulu pasangan kita baik-baik,
berpikir secara realistis dan doakan. Pastikan juga kita sudah siap untuk
menikah; siap dengan segala konsekuensi yang ada. Serahkan semua kepada Tuhan
karena pernikahan kita adalah inisiatif Tuhan, jadi Tuhan yang akan beranggung
jawab atas pernikahan kita. Setelah menikah, katakana kepada pasangan kita “Aku
mencintaimu dengan kasih Tuhan (Love you with God’s love).” Amin.
1 Korintus 13:4-8a
- Kasih itu sabar;
- kasih itu murah hati;
- ia tidak cemburu.
- Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
- kasih itu murah hati;
- ia tidak cemburu.
- Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
- Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
- Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
- Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
- Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
- Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
- Kasih tidak berkesudahan;
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:13)
(J) 14
July 2013