Kamis, 26 Januari 2017

Murid Yesus

Saya sedang membaca Lukas 14:25-35. Saya merenungkannya dan keluar  banyak pertanyaan:

1. Siapakah murid Yesus?
2. Apa kriteria murid Yesus?
3. Apa yang harus dilakukan oleh seorang murid Yesus?
4. Apakah orang2 yang sudah percaya Yesus, sudah bergereja, sudah berkomunitas (Cool, komsel, dll), pelayanan, baca Alkitab dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya berarti sudah disebut murid Yesus?

Mari telaah... di ayat 25 disebutkan bahwa banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus, siapa mereka? Hanya pengikut yang mengikuti Yesus kemana-mana karena mendengar mujizat yang Yesus lakukan, mau dibilang kekinian karena saat itu Yesus adalah orang yang populer, mau mendapat berkat, dll. Tetapi apa yang Yesus perkatakan?

 Lukas 14:26-27 (TB)  "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Apa yang Yesus maksudkan dari perkataanNya ini?

Kita lihat terlebih dahulu kata "murid".
MURID adalah orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah) (KBBI). Ada murid pasti ada guru. GURU adalah orang yang pekerjaannya mengajar (KBBI). Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jelas bahwa perkataan Yesus adalah mengenai menjadi murid, berguru sama Yesus, belajar dari Yesus dan ada perubahan dari muridNya. Yesus lah GURUnya.

Siapakah muridNya? Konteks saat itu menunjuk kepada orang-orang yang bukan hanya mengikuti (fans) Yesus saja tetapi dituntut lebih. Kalau konteks sekarang menunjuk kepada orang-orang yang bukan hanya mengikuti Yesus dalam artian percaya Yesus, pergi ke gereja, pergi ke komunitas, dll tetapi yang mau lebih lagi bersama Yesus.

Kriteria murid Yesus dilihat dari Lukas 14:

1. Membenci bapanya.... bahkan nyawanya sendiri.
Bukan berarti tidak boleh mengasihi orang tua, suami atau istri, saudara bahkan diri sendiri tetapi Yesus mau muridNya mementingkan kepentingan Kerajaan Surga diatas kepentingan lainnya bahkan kepentingan diri sendiri

2. Memikul salibnya.
Imbuhan "-nya" disini tidak memakai huruf besar berarti bukan menunjuk kepada Yesus. Berarti untuk menjadi murid Yesus kita harus memikul salib kita.

Bayangkan waktu Yesus memikul salib melewati jalan Via Dolorosa sampai ke Golgota dengan jalanan yang naik turun, licin, sempit, ramai plusnya ditambah cacimaki dan ludah dari orang-orang di jalan tersebut memperlakukan Yesus seperti terpidana. Setelah melewati Via Dolorosa, ujungnya adalah kematian.

"Penyaliban merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib.

Berbeda dengan cara eksekusi terpidana mati pada masa sekarang, proses penyaliban memerlukan waktu yang relatif lama sehingga saat-saat penderitaanpun menjadi panjang. Dibandingkan hukuman gantung, kursi listrik, suntikan mati, kamar gas, tembak mati, pancung, dan sebagainya, yang hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja menjelang kematian, penyaliban membutuhkan waktu berjam-jam." ( https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyaliban)

Yesus membuang egonya, Yesus terus memandang kepada BapaNya, Yesus terus mengingat misiNya di dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia dari kematian, Yesus mengingat kepada manusia yang berdosa. Kalau Yesus tidak mempunyai hati seperti itu, saat Dia memikul salib pun Dia bisa bilang bahwa Dia adalah Allah dan bisa menolak (dalam kemanusiaanNya) untuk melakukan itu semua. Atau bisa saja Yesus minta pertolongan malaikat-malaikatNya untuk membawa salibNya. Tetapi ternyata tidak satupun dilakukan-Nya, Simon dari Kirene membantu pun karena disuruh.

Itulah teladan Yesus. Kalau mau menjadi murid Yesus ya harus pikul salib kita tanpa memikirkan ego, hawa nafsu, keinginan diri sendiri dll. Sampai akhirnya adalah penyaliban dari semuanya itu dan kita menjadi manusia yang baru didalam Kristus karena kehidupan lama kita sudah mati. Itulah yang Tuhan ingin kita capai dalam menjadi muridNya.

3. Mengikut Aku.
Ikut adalah menyertai orang berpergian; turut; serta; melakukan sesuatu sebagaimana dikerjakan orang lain. (KBBI). Dalam terjemahan lain ditulisnya "follow" yang artinya mengikuti atau menuruti. Jadi kalau Tuhan bilang "mengikut Aku" berarti kita harus turut serta dengan Dia selalu, menuruti apa yang Tuhan mau dan melakukan segala sesuatu yang Tuhan mau kita kerjakan.

Sulit ya menjadi murid Yesus? Memang kriterianya tinggi tetapi jangan jadi kecewa karena Yesus mengetahui bahwa kita secara manusia tidak mampu, maka dari itu setelah Yesus naik ke Surga, Dia tidak membiarkan kita sendirian melainkan Roh Kudus diutus untuk menolong kita, mengingatkan kita akan Firman Tuhan.

 Yohanes 14:26 (TB)  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

 Yohanes 16:8-11 (TB)  Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

 Yohanes 16:13-14 (TB)  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.

Hanya saja hati kita harus terbuka untuk Roh Kudus rombak. Miliki hati seorang murid yang bersedia ditegur, dinasehati, digojlok, diajar oleh Tuhan juga memiliki hati yang taat kepada perintah dan larangannya sesuai Firman Tuhan. Memiliki hati yang terus mau diajar, proses belajar tidak instan tetapi belangsung terus menerus, jadi jangan berhenti ditengah jalan, jalani terus prosesnya. Mungkin dalam proses belajar tersebut ada gesekan dari saudara seiman, ada juga tersinggung karena ditegur Firman Tuhan tetapi yang diharapkan adalah respon yang benar sesuai Firman Tuhan dan berubah kearah yang lebih baik lagi. Dalam proses belajar tersebut Tuhan mengharapkan ada perubahan dalam hidup kita, karakter kita serupa dengan Yesus. Siap untuk pada akhirnya kehidupan lama kita "mati" dan hidup dalam hidup yang baru.

Saya juga diingatkan untuk terus belajar. Seorang murid tugasnya adalah belajar.

Pertanyaan untuk direnungkan: "Apakah kita murid Yesus atau hanya pengikut Yesus?"

-CC-
26 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar