Jumat, 07 Juli 2017

Dunia Hitam (Dunia Kopi)

Dunia Hitam
(Dunia Kopi)

Entahlah, saya bukanlah pecinta kopi sejati. Minum kopi pun sesekali yaitu hanya untuk mengusir kantuk. Saya sama sekali tidak mengetahui (sebenarnya tidak mau tahu) segala hal tentang kopi, yang saya tahu hanya datang ke gerai kopi di mall, pesan lalu minum. Saya tidak tanya kopinya asalnya dari mana, jenisnya apa, cara penyeduhannya bagaimana, cara penyajiannya bagaimana. Yang penting bisa diminum.

Tetapi setelah saya berbincang-bincang tentang kopi dengan seorang kakak dan istrinya yang tinggal di Secang, saya jadi tercengang. Mereka bukan ahli kopi, hanya banyak belajar dari sang ahli kopi dari Temanggung.

Saya dan suami diseduhkan secangkir kopi. "Minumnya jangan pakai gula, gula akan merusak rasa kopinya." Manut wae walaupun pemikirannya bakalan pahit. Saya seruput kopi panasnya, saya diamkan sebentar didalam mulut baru saya telan. Hanya bisa terdiam. Tidak ada rasa pahit, hanya ada rasa asam sedikit dan wangi seperti buah. Aftertaste-nya pun menyisakan rasa yang lembut, tidak nyangket (opo toh bahasane) di tenggorokan.

"1 kilogramnya harga dua ratus ribu rupiah. Ini kopi premium, biji kopinya pun pilihan. Masih ada yang lebih mahal dan lebih enak tapi saya tidak ada."

"Ooooo..." saya manggut-manggut.

Pantas saja rasanya berbeda dengan kopi instan yang dijual di supermarket. Kalau dihitung-hitung sih murah juga, 1 kilogram kopi kira-kira bisa menghasilkan sekitar 70 - 100 cangkir kopi. Masih murah lah ya. Sambil menyeruput kopinya kita berbincang-bincang tentang kopi, tidak banyak dan mungkin tidak terlalu lengkap tetapi paling sedikit membuka wawasan saya. Matur nuwun sanget.

Proses kopi dari buah sampai ke mulut kita itu panjang dan cara memprosesnya berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda pula. Pemetikan buahnya harus disesuaikan kematangannya, penjemurannya ditempat berbeda pun akan berbeda rasanya, proses fermentasi harus tepat suhunya, penggongsengannya pun harus benar. Belum selesai... digiling, diseduh baru disajikan. Penyajiannya pun berbeda-beda sesuai dengan permintaan pelanggan.

Jenis kopi sesuai dengan fermentasinya ada 2 yaitu arabika dan robusta. Robusta difermentasi (dengan cara disimpan di suatu tempat dengan suhu yang tepat) selama 5 tahun dan arabika difermentasi selama 7 tahun. Kalau memakai media luwak maka proses fermentasi itu terpotong hanya 1 hari saja, ini saya baru tahu. Untuk mengetahui kopi itu bagus atau tidak ada caranya yaitu seduh kopinya lalu diamkan selama 2 hari, kalau bertambah enak berarti kopi tersebuy bagus.

Tetapi bicara tentang kopi itu bicara soal pilihan, setiap orang punya pilihan kopi masing-masing. Menurut saya kopi A enak tetapi untuk orang lain belum tentu enak. Soal kopi itu soal lidah dan hati.

Kalau boleh saya mengutip "jangan bicara tentang kopi, biarkan kopi berbicara".

#duniakopi #kopi #kopijawa #kopitubruk #kopihitam #kopipremium #kopipilihan #biarkankopiberbicara #coffee #blackcoffee #premiumblackcoffee #javacoffee  #kopio #jessiadri1207holiday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar