Senin, 18 Juli 2011

Pray For Indonesia (..-_-..)


Bencana di Indonesia sepertinya tiada henti-hentinya. Belakangan ada beberapa bencana beruntun yang dialami Indonesia. Waktunya pun hampir bersamaan, yang satu bencana belum selesai diatasi sudah datang bencana lainnya. Pemerintah pun banyak diberi peringatan bahwa penanganan bencana sangat lambat. Opini saya, pemerintah cukup tanggap mengatasi bencana ini, hanya saja karena banyaknya bencana jadinya mereka mungkin jadi tidak fokus. Salah satunya yang harus diapresiasi adalah penanganan bencana Gunung Merapi di Jawa Tengah, pemerintah sudah memberikan peringatan terlebih dahulu dan mulai melaksanakan evakuasi daerah-daerah sekitar Gunung Merapi. Apa saja bencana yang terjadi belakangan ini?

Pertama, bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat, pada hari Senin tanggal 04 Oktober 2010. Memakan banyak korban jiwa juga. Ini data yang saya ambil dari salah satu blog yaitu http://besteasyseo.blogspot.com/2010/10/banjir-bandang-wasior-papua-barat.html:

Diketahui pula pemicu utama banjir bandang Wasior Papua Barat adalah curah hujan yang tinggi dan lama. Curah hujan sepuluh jam terakhir sebelum kejadian mencapai 179 mm. Kondisi curah hujan ini jauh diatas normal (ekstrim) dari rata-rata 200 mm per bulan.

Curah hujan ekstrim memicu longsoran-Iongsoran di daerah lereng terjal dan menyeret pepohonan, kemudian bahan rombakan ini mengalir ke alur lembah sungai yang berkelok-kelok mengalami hambatan dan terjadi pembendungan. Bahan rombakan yang terdiri dari air, batuan lepas, dan natang pohon dapat membendung alur sungai di beberapa bagian. Kemudian curah hujan yang tinggi menyebabkan bendung yang terbentuk tidak kuat menahan beban akhirnya jebol.

Dalam perjalanannya material yang mengalir semakin ke bawah menggerus dan menyeret batuan yang dilaluinya dan pepohanan yang tumbuh disepanjang pinggiran aliran sungai. Pada akhirnya volume aliran bahan rombakan bertambah banyak, sehingga menyebabkan banjir bandang. Aliran bahan rombakan pada daerah curam, bergerak sangat cepat dan mempunyai daya erosi yang besar, sedangkan pada daerah yang datar alirannya melambat dan menyebar luas.

Bencana banjir bandang ini mengakibatkan korban jiwa (153 orang meninggal dan 146 orang hilang) dan korban luka (310 orang), kerusakan fasilitas umum jaringan listrik; jaringan air minum, jembatan, jalan raya, pelabuhan, pasar, rumah sakit, perkantoran, dan pertokoan), dan pengungsian di dalam dan di luar Kabupaten Teluk Wondama mencapai 4.625 orang. (data dari vivanews.com)

Kedua, dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, bencana gempa disusul dengan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempanya sendiri cukup besar, 7.7 Skala Richter sehingga mengakibatkan tsunami. Daerah yang terkena tsunami paling besar yaitu Mentawai wilayah kecamatan Pagai Utara dan Pagai Selatan. Bencana ini terjadi pada hari Selasa, 26 Oktober 2010.

Saya mengetahui adanya bencana gempa di kepulauan Mentawai pada Senin malam lewat BBM yang disampaikan oleh seorang teman. Saya lihat di televisi dan hanya ada berita mengenai gempa dan ada pemberitahuan bahwa tidak terjadi tsunami. Tapi pada keesokan harinya saya mendapatkan berita kalau terjadi tsunami juga disana. Kaget dan bingung, kenapa berita yang disampaikan di media berbeda dari kenyataannya. Setelah itu media mulai menayangkan atau menulis mengenai tsunami di kepulauan Mentawai dan sudah memakan banyak korban. Wah, parah sekali kerusakannya, banyak yang meninggal karena terseret arus, rumah-rumah hancur dan sarana transportasi terputus. Sampai tulisan ini ditulis, evakuasi korban yang meninggal dan pemulihan akibat tsunami masih berlangsung. Kabar baiknya, saya baca melalui okezone.com, katanya TNI membangun rumah dan jalanan untuk para korban dan akan rampung pada tanggal 24 Desember ini.

Ketiga, bencana Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas atau yang biasa disebus wedus gembel. Fenomena meletusnya Gunung Merapi bukan hanya kali ini saja dirasakan, tahun-tahun sebelumnya pun sudah pernah terjadi. Namun tahun ini, Gunung Merapi benar-benar melepaskan awan panas yang besar. Pemerintah sudah memperingatkan akan adanya letusan Gunung Merapi ini dan menetapkan siaga satu untuk Gunung Merapi. Pemerintah juga cukup tanggap, penduduk sekitar Gunung Merapi (yang tinggal cukup dekat) dihimbau untuk mengungsi di tempat yang sudah disediakan. Ada beberapa penduduk yang mau mengungsi dan ada pula yang tidak. Yang tidak mengungsi beralasan kalau mereka tidak percaya Gunung Merapi akan meletus, mereka tidak mau meninggalkan rumah mereka beserta benda-benda milik mereka atau mereka ingin tetap tinggal di rumah mereka. Salah satunya adalah Mbak Marijan yang menjadi juru kunci Gunung Merapi, yang diberitahu oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX (melalui mimpi) untuk tetap tinggal.

Jumat malam Gunung Merapi mengeluarkan awan panas. Daerah sekitarnya tertutup awan panas, penduduk yang tidak mengungsi menjadi korban, salah satunya adalah Mbah Marijan dan satu wartawan dari vivanews.com yang ingin menolong Mbah Marijan. Banyak ternak yang mati dan desa-desa sekitarnya menjadi tumpukan debu. Debu vulkanik yang dimuntahkan oleh Gunung Merapi juga dirasakan sampai kemana-mana; Magelang, Yogyakarta, Solo. Penduduk dilarang memasuki kawasan Gunung Merapi dengan radius 10 kilometer.

Malahan hari ini, Jumat 05 November 2010, kembali Gunung Merapi mengeluarkan awan panas. Sekarang radiusnya sudah ditambah menjadi 20 kilometer, jadi daerah sekitar merapi dengan radius 20 kilometer harus mengungsi. Saya tidak sengaja menonton televisi siang ini, keadaan menjadi bertambah buruk. Pengungsi bertambah banyak tapi tempat yang tersedia sangat terbatas. Ada yang tidur di dalam gedung atau rumah tapi ada juga yang tidur di luar. Mereka ada yang tidak dapat tikar, kasur dan selimut jadi mereka kedinginan. Ada yang sudah tua, anak-anak. Penyakit juga sudah mulai menyerang diantara pengungsi, salah satunya infeksi saluran pernapasan karena mereka menghirup udara yang tercampur abu vulkanik. Kondisi mereka memprihatinkan. Hari ini pun ada korban jiwa dari penduduk yang tidak mau mengungsi. Sedih

Saya langsung menelepon papa saya untuk menanyakan keadaan paman saya yang ada di Yogyakarta. Papa saya mengabarkan keadaannya baik-baik saja, cuma abu vulkaniknya sudah sampai ke Yogyakarta. Saya juga mendengar berita kalau abu vulkaniknya sudah sampai Jawa Barat; daerah Tasikmalaya sampai Bandung. Saya juga membaca di beberapa portal internet, bahwa sekarang ini ada lagi bencana lainnya yang disebabkan awan panas dari Gunung Merapi ini, yaitu banjir lahar dingin. Kenapa bisa banjir lahar dingin? Karena adanya hujan di daerah Gunung Merapi yang meluluhkan abu vulkanik dan mengalir ke sungai. Banjir lahar dingin ini juga diperkirakan bertambah besar apabila turun hujan lagi, sehingga bisa menyebabkan rumah-rumah warga terbawa banjir. Jalanan pun menjadi licin karena terbentuknya lumpur dari air dan abu vulkanik, sehingga menyebabkan beberapa kecelakaan jalan raya.

Saya saat ini harus mengurungkan niat saya dulu untuk jalan-jalan ke Jawa Tengah. Padahal tempat yang saya bilang paling bagus adalah di daerah Kaliurang. Kaliurang berada di kaki Gunung Merapi, dan ada gardu pandang yang pemandangannya sangat bagus dan dibawahnya terdapat jalur lava dari Gunung Merapi.

Ketiga bencana di atas adalah yang terbesar yang terjadi belakangan ini di Indonesia. Dengar dari berita juga, kalau beberapa gunung di wilayah Indonesia sudah berstatus waspada. Please friends, pray for Indonesia. Tidak tahu apa yang Tuhan sedang kerjakan bagi Indonesia, tapi biar kehendak Tuhan yang terjadi atas Indonesia. Kita hanya berdoa dan berharap kepada Tuhan untuk Tuhan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. JBU (..-_-..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar